Rabu, 06 Juli 2011

BENCANA MENYADARKAN AKAN TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA


Oleh: ZAINAL ARIFIN
Fakultas Dakwah semester 07 INSURI Ponorogo
Penyuluh Agama Islam Kemenag Kab. madiun Wilker Kec. Dagangan


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

 
Bapak ibu  yang dimuliakan Alloh
           
Pada masa-masa sekarang ini sering terjadi bencana alam, cuaca exstrim, musim yang tidak menentu dan banyak lagi gejolak alam yang kurang bersahabat dengan manusia, seperti sunami di Aceh, gunung merapi yang meletus di Jogja, Banjir bandang di Wasior,dll. Bahkan sekarang ini di daerah kita Ponorogo dan sekitarnya terdengar dentuman-dentuman suara gemuruh dari dalam perut bumi yang meresahkan saudara-saudara kita dilereng gunung Wilis, dan sampai saat ini belum bisa diketahui secara pasti berasal dari manakah suara itu dan apa penyebabnya?. Oleh karena itu kita sebagai seorang Muslim yang Mukmin harus mensikapi semua kejadian-kejadian alam ini dengan bijaksana. Karena kesumanya itu merupakan takdir dan ketetapan yang telah Allah berikan terhadap kita.
Akan tetapi disini yang perlu kita renungkan adalah mengapa dan apa sebabnya Allah menurunkan semua bencana dan musibah ini terhadap kita. Jawabnya adalah dalam Al Qur’an Surat An Nahl Ayat 112 :

Artinya: dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.

Dalam ayat diatas jelaslah bahwa semua kejadian yang menimpa disuatu negeri itu diakibatkan oleh perbuatan mereka sendiri, mereka ingkar akan nikmat-nikmat yang Alloh berikan. Mereka juga lalai dari mengingat Allah, mereka juga membuat kerusakan dan kehancuran dimuka bumi ini. Oleh karena itulah, dengan kejadian semua ini Alloh menegur dan mengingatkan manusia agar kembali kejalan Allah, kejalan keselamatan dan juga kebahagiaan yaitu jalannya orang-orang yang diridhoi Allah.

Kaum muslimin rohimakumulloh dimanapun berada
Allah menurunkan bencana yang terjadi ini ada tiga macam karakter dan tujuannya:
1.    Bencana / musibah sebagai ujian dan cobaan
Yaitu suatu bencana yang diturunkan oleh Allah guna menguji kadar keimanan makhluq-Nya, dengan ujian ini apakah mereka mampu atau tidak bersabar dan memasrahkan segala sesuatunya kepada Allah. Bila mereka mampu melewati ujian dan cobaan ini maka mereka patut disebut sebagai orang-orang yang sabar.
Bapak ibu pendengar setia Duta radio dimanapun berada, Siapakah orang-orang yang sabar itu? Dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah Ayat 156 dijelaskan :

                 (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun*”.

*Artinya : Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi juga dijelaskan, bahwa :
Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barang siapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah.

Bapak ibu rohima kumulloh
Sekarang saya tanya, pernahkah bapak / ibu mengalami suatu bencana atau musibah?
Kalau memang pernah marilah kita kembalikan kesemuanya itu kepada Alloh, karena sesungguhnya apa yang kita punya saat ini merupakan titipan dan amanah dari Alloh semata. Bila Sang pemilik barang itu menghendaki barang-Nya kembali tentu kita sebagai orang yang dititipi harus rela dan ikhlas mengembalikannya.

2.    Bentuk bencana / musibah yang ke-dua adalah sebagai peringatan dan teguran
Yaitu suatu bencana / musibah yang diturunkan ditengah orang-orang muslim yang beriman akan tetapi mereka masih suka ingkar dan lalai dari mengingat Allah, oleh karena itu diturunkanlah bencana kepada mereka, agar mereka menginstrospeksi diri guna memperbaiki kesalahannya serta kembali mengingat dan menyembah kepada Allah. Firman Alloh dalam  Al Qur’an  Surat Al A’raaf  Ayat 168

Artinya :  dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).

Cobaan  Allah bukan hanya sekedar bencana / musibah saja, tetapi kesenangan juga merupakan cobaan, dengan kesenangan tersebut mampukah manusia selalu mengingat Allah atau bahkan terlena sehingga melupakan Allah yang telah memberikan kesenangan tersebut. Firman Allah dalam Al Qur’an Surat At Taghobun Ayat 15 yang berbunyi:

Dari ayat ini dijelaskan bahwa sesungguhnya harta benda, anak, keluarga, jabatan merupakan suatu cobaan dan ujian dari Alloh. Apakah dengan semua kenikmatan-kenikmatan itu manusia mau bersyukur dan mampu mengendalikan diri untuk selalu mengingat serta mendekatkan diri kepada Alloh? atau malah sebaliknya?, Ingkar dan jauh dari Alloh karena terlena akan bujukan nafsu dunia.
Oleh karena itu kaum muslimin dimanapun berada, Sebelum Alloh memperingatkan kita dengan cara-Nya yaitu menurunkan bencana terhadap negara ini, marilah kita selalu memohon ampun dan segera bertaubat kepada Alloh apabila kita sering melakukan dosa-dosa dan kesalahan. Agar negara ini segera aman, damai, tentram dan tidak menjadi negara yang seperti negara Saba’ yang telah digambarkan Alloh dalam Surat An-Nahl diatas.

Kaum muslimin Rohima Kumulloh
3.    Bencana / musibah yang ketiga yaitu sebagai adzab dan laknat
Yaitu bencana yang diturunkan ditengah orang-orang yang kafir dan munafiq, agar mereka merasakan betapa pedih adzab dan siksaan Allah terhadap mereka, yang telah melupakan Allah sebagai Tuhannya. Firman Alloh dalam Surat Huud : 102

Artinya : dan Begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.

Mungkin bagi sebagian orang beranggapan bahwa yang salah atau berbuat kerusakan serta  kafir dalam suatu negeri / wilayah tersebut tidaklah semua orang, akan tetapi mengapa Allah menimpakan adzabnya pada negeri itu, mereka yang beranggapan seperti itu mungkin lupa bahwa diamnya dan membiarkan orang yang berbuat kafir atau dhalim sama halnya membiarkan kerusakan dan kehancuran dalam suatu kaum.

 
Setelah kita mengetahui dan memahami macam-macam bencana yang diturunkan Allah seperti penjelasan diatas, marilah kita renungkan, sudahkah kita menempatkan diri kita sesuai dengan kodrat yang Alloh amanahkan pada kita? Yaitu, sebagai hamba Alloh dan juga sekaligus sebagai kholifatul fil ardl.
            Dua ketetapan yang telah Alloh amanahkan kepada manusia, hamba dan kholifah merupakan suatu kodrat yang harus manusia emban dan juga tidak bisa ditinggalkan ataupun diabaikan. Karena kedua-duanya merupakan satu kesatuan yang ada pada diri manusia.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah
            Manusia diciptakan sebagai hamba, sebagai hamba kita harus selalu tunduk dan patuh terhadap segala ketentuan dan ketetapan Alloh dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Hal ini telah dijelaskan dalam Firman Allah didalam Al Qur’an Surat Adz-dzariyat Ayat 56 :
Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Dari ayat diatas telah jelas tujuan dan maksud penciptaan manusia, oleh karena itu kita sebagai manusia harus mampu menjalankan kodrat kita sebagai abdi, sebagai hamba yang harus tunduk dan patuh terhadap Sang kholiqnya, Allah Azza Wajalla. Jangan sampai kita lalai melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya agar kita terhindar dari adzab dan murka Allah.
Amanah kedua yang Alloh berikan kepada manusia adalah manusia sebagai kholifah (penguasa) di muka bumi.
Penciptaan manusi sebagai kholifah fil ardl mula-mula memang ditentang oleh para malaikat karena mereka beranggapan bahwa manusia tidak akan mampu mengemban amanah tersebut, manusia hanya akan menjadi perusak alam semesta ini. Namun Allah sebagai Dzat yang Maha Tau dan sebagai Penguasa Tunggal alam semesta ini tetap menginginkan manusia sebagai wakilnya untuk memimpin dan menjaga alam semesta ini. Hal ini telah dijelaskan oleh Alloh dalam Al Qur’an Surat Al Baqoroh Ayat 30 :
Oleh karena itu, manusia sebagai pemimpin dan penguasa dunia haruslah mampu menjaga, melindungi dan mengembangkan segala potensi yang ada di muka bumi ini. Bukan sebaliknya malah merusak, mengeksploitasi dan juga menghancurkan ekosistem yang ada. Sebagai kholifah manusia juga harus mempertanggung jawabkan terhadap apa yang telah di perbuatnya, bukan hanya terhadap alam semesta saja tetapi pertanggung jawaban yang lebih besar yaitu pertanggung  jawaban terhadap Allah SWT karena kita telah menyanggupi untuk menjaga dan menjadi wakil Alloh dimuka bumi ini.  Kita harus menunjukkan bahwa kita sebagai manusia mampu untuk mengemban amanah yang Alloh berikan kepada kita sebagai kholifatul fil ardl.

Kaum muslimin yang dimuliakan Alloh
Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan :
1.        Bahwa segala sesuatu yang terjadi dimuka bumi ini sudah merupakan ketetapan Allah untuk manusi, baik itu yang menyenangkan maupun yang menyusahkan
2.        Bahwa dari segi sudut pandangan Islam bencana itu dibagi tiga macam:
Pertama ujian dan cobaan, kedua teguran dan peringatan, dan ketiga laknat atau adzab
3.        Juga dapat kita simpulkan bahwa penciptaan manusia menpunyai dua tujuan utama yaitu:
Yang pertama sebagai hamba atau abdi, dan yang kedua sebagai kholifatul fil ardl
Oleh karena itu, dengan kejadian-kejadian alam seperti sekarang ini kita harus bersabar dan pasrah kepada Allah, serta kita harus instrospeksi diri sudahkah kita menjadi hamba Allah yang telah menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya, dan sudahkah kita menjadi kholifah (penguasa) dibumi ini dengan baik dan benar?. Jangan sampai kita kena adzab Alloh karena kita lalai akan kodrat kita. Karena hal itu sudah dijelaskan Alloh dalam Al Qur’an Surat Al Fatir ayat 39 :

Artinya : Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. barangsiapa yang kafir, Maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.

Semoga dengan kejadian alam yang kurang bersahabat saat ini hanya menjadi ujian dan teguran bagi kita, agar kita lebih mendekatkan diri kepada Allah guna meningkatkan kualitas keimanan serta ketaqwaan kita. Dan semoga bencana-bencana alam yang menimpa negeri kita ini segera usai dan diganti dengan kedamaian, ketenangan serta kebahagiaan.
Amiin.. Amiin.. Ya Robbal ’Alamiin....
Cukup sekian dari saya apa bila ada kesalahan maupun kekurangan itu semua karena keterbatasan saya sebagai manusia biasa. Apabila ada kebaikan dan kebenaran itu semua datangnya dari Alloh SWT.
Akhiru kalam 

 
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar